JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS & KOLOM
DISUSUN OLEH :
VIRA ANGGITA G.
(A1C117069)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN 8
I. Judul : Kromatografi Lapis Tipis & Kolom
II. Hari, Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
III. Tujuan : Dilakukan percobaan ini bertujuan untuk :
1. Dapat mengetahui apa itu kromatograf. 2. Dapat mengetahui azas kromatografi.
3. Dapat mengetahui prinsip kerja kromatografi kolom.
4. Dapat mengetahui prinsip dari kromatografi lapis tipis.
IV. Landasan Teori
Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam analisis di kimia organik yang terkhusus dalam pemisahn suatu campuran yaitu dikenal dengan kromatografi yang mana merupakan suatu cara atau teknik pemisahan analitik yaitu memisahkan campuran zat menjadi sebuah komponen-komponen penyususnnya, sehingga masing-masing dari komponen tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh. Kromatografi ini terbagi dalambeberapa jenis yaitu ada kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi penukar ion, dan kromatografi afinitas, yang dimana semua jenis kromatografi memiliki prinsip dasar yang sama. Didalam kromatografi kompinen-komponen terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Dimana fasa gerak atau pengemban yang merupakan suatu pelarut yang mengalir di dalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram. Sedangkan fasa diam atau adsorben yaitu suatu zat biasanya berupa padat yang mengisi kolomatau menempel pada lapisan plat atau kertas baik berupa sillika gel, selulosa atau yang lazim tergantung dengan jenis kromatografinya. Dalam percobaan ini akan melakukan percobaan dengan dua jenis kromatografi yaitu kromatokrafi lapis tipis (TLC) dan kromatografi kolom(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam analisis di kimia organik yang terkhusus dalam pemisahn suatu campuran yaitu dikenal dengan kromatografi yang mana merupakan suatu cara atau teknik pemisahan analitik yaitu memisahkan campuran zat menjadi sebuah komponen-komponen penyususnnya, sehingga masing-masing dari komponen tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh. Kromatografi ini terbagi dalambeberapa jenis yaitu ada kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi penukar ion, dan kromatografi afinitas, yang dimana semua jenis kromatografi memiliki prinsip dasar yang sama. Didalam kromatografi kompinen-komponen terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Dimana fasa gerak atau pengemban yang merupakan suatu pelarut yang mengalir di dalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram. Sedangkan fasa diam atau adsorben yaitu suatu zat biasanya berupa padat yang mengisi kolomatau menempel pada lapisan plat atau kertas baik berupa sillika gel, selulosa atau yang lazim tergantung dengan jenis kromatografinya. Dalam percobaan ini akan melakukan percobaan dengan dua jenis kromatografi yaitu kromatokrafi lapis tipis (TLC) dan kromatografi kolom(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Kromatografi
lapis tipis atau TLC singkatan dari Thin Layer Chromatography yang merupakan
salah satu jenis kromatografi, biasanya pemisahan dengan kromatografi lapis
tipis ini menggunakan media pemisah yang biasa digunakan plat kaca, alumunium,
ataupun plastik. Pada kromatografi lapis tipis fasa diam yang digunakan yaitu
pelat tipis dan fasa gerak yang digunakan yaitu pelarut organik. Kromatografi lapis tipis ini mirip dengan
kromstografi dari Cara melakukan kromatografi lapis tipis sama dengan
kromatografi kertas itu sama, hanya saja
mendia pemisahannya yang membedakan dari kromatografi ini. Pada kromatografi
lapis tipis dikembangkan oleh Ismailoff dan Schaiber pada tahun 1938. Pada kromatografi
lapis tipis dimana fase gerak akan menyerap sepanjang fase diam yang mana akan
membentuk kromatogram. Pada kromatografi ini biasanya digunakan sebagai materi
pelapisnya adalah silikka gel, juga kadang memakai bubuk selulosa. Kelebihan
dari kromatografi lapis tipis sendiri
yaitu pengerjannya yang lebih cepat, dan bahan yang dibutuhkan dengan keperluan
tidak banyak dan juga pemisahannya yang baik. Teknik kromatografi lapis tipis
ini adalah metode yang sederhana dalam pemisahan(Khopkar, 2010).
Dalam kromatografi memiliki azas yang penting yaitu
senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda diantara kedua
fasa. Prinsip dari kromatografi yaitu komponen punyusun suatu zat terletak pada
perbedaan afinitas dari setiap jenis analit terhadapfasa diam dan fasa gerak
yang mana komponenpunyusun suatu zat tersebut akan terpisah satu dengan yang
lain. Setiap komponen dalmmcampuran senyawa bergerak dengan laju yang berbeda
beda dalamsistem kromatografi yang mana hal ini akan menhasilkan pemisahan yang
sempurna. Kromatografi dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Bahan penyerap yang biasa digunakan dalam kromatografi yaitu
sillika gel atau rumus kimianya SiO2. H2O atau juga yang sering digunakan yaitu
alumina terhidrasi dengan rumus kimianya Al3O3. Bahan-bahan tersebut memiliki
daya menjerap senyawa organik yang baik. Karena semakin polar senyawa organik
maka semakin kuat pula ia menjerap molekul air, sehingga keaktifannya menurun(Alimin,
2007).
Kromatografi kolom suatu teknik pemisahan yang penting
untuk pemisahan skala preparatif dari beberapa miligram sampai puluhan gram. Kormotografi
kolom ini dimana fasa diamnnya menggunakan sillika gel dan fasa gerak yang
dugunkan adalah pelarut organik. Dalam kromatografi kolom yaitu memurnikan zat
dengan menggukan kolom. Pada kromatografi kolom ini fasa geraknya yang disebut
dengan eluen yang mana merupakan campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau
merambat. Yang dialairkan terusmenerus melalui bahan penjerap yang mana ini
menggunakan proses adsopsi.setiap zatyang tercampur akan terbwa turun yang mana
memiliki kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada afisinitasnya terhadap
penjerap atau adsorben. Zat-zat yang terpisah akan membentuk seperti pita akan
menuruni kolom yang akan ditampung ke dalam sejumlah tabung. Laju dari gerakanpita-pita
itu dapat dikendalikan dengan mengatur kompisisi dari eluen. Dalam hal ini
semakin elmah ikatan zat dengan permukaan dari sillikagel maka maskin cepat
pula zat tersebut terpisah(Soebagio, 2005).
Dalam kromatografi
lapis tipis plat akan diberi garis pada ujung bawah dan ujung atas sepanjang
0.5 cm sebagai kedududkan garis awal dan depan pelarut yang ditandai.plat yang
telah diberi garis kan ditotolkan dengan larutan sampel. Lalu dimasukkan kedalam
pelarut yang mudah menguap, hanya ujung dari plat yang menyentuh pelarut dan
jangan larutan sampel kena dengan pelarut. Sampel akan bergerak keatas sampe
garis yang telah diberi. Lalu plat dikeringkan dan dimasukkan ke dalam
chumber yang berisi dengan larutan
pengembang. Akan tampaksenyawa akan bergerak lurus keatas seperti noda-noda yang utuh. Dalam hal ini pelarut pengembang akan
dibiarkan mengering uneuk menampakkan senyawa yang dipisahkan. Dari hal ini
dapat diukur berapa jarak yang ditempuh oleh noda. Yaitu dengan identifikasi
senyawa dapat membandingkan harga Rf atau Retardation Factor. Jika noda sudah
berwarna dapat langsung diperikasa dan ditentukan harga dari Rfnya. Dimana dapat
nilai Rf dapat dihitung dengan perbandingan jarak yang ditempuh senyawa denagn
jarak yang ditempuh oleh pelarut(Tim Kimia Organik, 2016).
V. Alat & Bahan
5.1 Alat
1. Pelat Kaca Kecil
2. Kertas Saring
3. Pita Selotip
4. Gelas Piala
5. Batang Pengaduk
6. Pipa Gelas Kapiler
7. Pelat TLC Kecil
8. Bejana Pengembang
9. Tabung Reaksi
10. Kolom Kromatografi
12. Piper Tetes
13. Pensil Lunak
14. Bejana pengembang
14. Bejana pengembang
5.3 Bahan
1. Air
2. Metanol
3. Etanol
4. Kloroform
5. Etil-asetat
6. n-heksana
7. Serium Sulfat
3. Etanol
4. Kloroform
5. Etil-asetat
6. n-heksana
7. Serium Sulfat
3. Suspensi Silika Gel
4. Larutan zat Autentik
5. Larutan Pengambang
6. Contoh Daun
7. Larutan Sampel
8. Aseton
VI. Prosedur Kerja
6.1 Kromatografi Lapis Tipis
a. Disiapakn plat TLC
a. Disiapakn plat TLC
b. Dibuat larutan pengembangan dalam gelas piala 1 liter dengan
etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton
(40:68:115:140:152) ml.
c. Diambil masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan
(ditotolkan) diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.
d. Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
e. Dimasukkan pelat kedalam bejana pengembang.
f. Dimasukkan plat kedalam bejana pengembang.
g. Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.
h. Diangkat plat dari bejana.
i. Dilihat noda dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.
j. Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografil Kolom
etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton
(40:68:115:140:152) ml.
c. Diambil masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan
(ditotolkan) diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.
d. Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
e. Dimasukkan pelat kedalam bejana pengembang.
f. Dimasukkan plat kedalam bejana pengembang.
g. Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.
h. Diangkat plat dari bejana.
i. Dilihat noda dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.
j. Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
a. Disiapkan 10 eksttrak daun
b. Disiapakan kolom kromatografi.
c. Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool.
d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
e. Dimasukkan larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom.
f. Dimasukkan sampel yang akan dikromatografi.
g. Diteteskan terus-menerus pelarut kedalam kolom.
h. Ditampung tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi.
i. Dipisahkan berdasarkan warnanya.
b. Disiapakan kolom kromatografi.
c. Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool.
d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
e. Dimasukkan larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom.
f. Dimasukkan sampel yang akan dikromatografi.
g. Diteteskan terus-menerus pelarut kedalam kolom.
h. Ditampung tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi.
i. Dipisahkan berdasarkan warnanya.
Pertanyaan :
1. Apa fungsi menggunakan sifat-sifat sillika dan sifat pelarut pada video tersebut ?
2. Apa fungsi dari kertas saring yang berada di tangki kromatografi, yang merupakan gelas kimia ?
1. Apa fungsi menggunakan sifat-sifat sillika dan sifat pelarut pada video tersebut ?
2. Apa fungsi dari kertas saring yang berada di tangki kromatografi, yang merupakan gelas kimia ?
3. Bagaimana cara
memvisualisasikan pelat TLC ?
3 komentar:
Saya Ditya Fajar Nursahfitri (A1C117061) menjawab nomer 3, yaitu Jika senyawa tersebut aktif UV maka dapat melihat bintik-bintik senyawa di bawah lampu UV.
nama saya putri mielnia (57) akan menjawab pertanyaan no 1, Fungsi menggunakan sifat-sifat sillika dan sifat-sifat pelarut, untuk menarik senyawa keatas piring dengan laju yang berbeda tergantung pada karaktersitik senyawa.
saya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab pertanyaan nomor 2 dimana Fungsi dari kertas saring dalam tangki kromatografi yaitu unutk menjenuhkan atmosfer dengan uap pelarut.
Posting Komentar