Senin, 15 April 2019

Jurnal Praktikum Kromatografi Lapis Tipis & Kolom

JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS & KOLOM

DISUSUN OLEH :
VIRA ANGGITA G.
(A1C117069) 



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



PERCOBAAN 8

I.     Judul             : Kromatografi Lapis Tipis & Kolom
II.   Hari, Tanggal : Sabtu, 13 April 2019
III. Tujuan            : Dilakukan percobaan ini bertujuan untuk :
                                1. Dapat mengetahui apa itu kromatograf.
                                2. Dapat mengetahui azas kromatografi.
                                3. Dapat mengetahui prinsip kerja kromatografi kolom.
                                4. Dapat mengetahui prinsip dari kromatografi lapis tipis.
IV. Landasan Teori
     Salah satu teknik yang biasa digunakan dalam analisis di kimia organik yang terkhusus dalam pemisahn suatu campuran yaitu dikenal dengan kromatografi yang mana merupakan suatu cara atau teknik pemisahan analitik yaitu memisahkan campuran zat menjadi sebuah komponen-komponen penyususnnya, sehingga masing-masing dari komponen tersebut dapat dianalisis secara menyeluruh. Kromatografi ini terbagi dalambeberapa jenis yaitu ada kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis (TLC), kromatografi cair, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi penukar ion, dan kromatografi afinitas, yang dimana semua jenis kromatografi memiliki prinsip dasar yang sama. Didalam kromatografi kompinen-komponen terdistribusi dalam dua fasa yaitu fasa gerak dan fasa diam. Dimana fasa gerak atau pengemban yang merupakan suatu pelarut yang mengalir di dalam kolom atau lapisan tipis khroamtogram. Sedangkan fasa diam atau adsorben yaitu suatu zat biasanya berupa padat yang mengisi kolomatau menempel pada lapisan plat atau kertas baik berupa sillika gel, selulosa atau yang lazim tergantung dengan jenis kromatografinya. Dalam percobaan ini akan melakukan percobaan dengan dua jenis kromatografi yaitu kromatokrafi lapis tipis (TLC) dan kromatografi kolom(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
      Kromatografi lapis tipis atau TLC singkatan dari Thin Layer Chromatography yang merupakan salah satu jenis kromatografi, biasanya pemisahan dengan kromatografi lapis tipis ini menggunakan media pemisah yang biasa digunakan plat kaca, alumunium, ataupun plastik. Pada kromatografi lapis tipis fasa diam yang digunakan yaitu pelat tipis dan fasa gerak yang digunakan yaitu pelarut organik. Kromatografi lapis tipis ini mirip dengan kromstografi dari Cara melakukan kromatografi lapis tipis sama dengan kromatografi kertas itu sama,  hanya saja mendia pemisahannya yang membedakan dari kromatografi ini. Pada kromatografi lapis tipis dikembangkan oleh Ismailoff dan Schaiber pada tahun 1938. Pada kromatografi lapis tipis dimana fase gerak akan menyerap sepanjang fase diam yang mana akan membentuk kromatogram. Pada kromatografi ini biasanya digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silikka gel, juga kadang memakai bubuk selulosa. Kelebihan dari  kromatografi lapis tipis sendiri yaitu pengerjannya yang lebih cepat, dan bahan yang dibutuhkan dengan keperluan tidak banyak dan juga pemisahannya yang baik. Teknik kromatografi lapis tipis ini adalah metode yang sederhana dalam pemisahan(Khopkar, 2010). 
      Dalam kromatografi memiliki azas yang penting yaitu senyawa yang berbeda mempunyai koefisien distribusi yang berbeda diantara kedua fasa. Prinsip dari kromatografi yaitu komponen punyusun suatu zat terletak pada perbedaan afinitas dari setiap jenis analit terhadapfasa diam dan fasa gerak yang mana komponenpunyusun suatu zat tersebut akan terpisah satu dengan yang lain. Setiap komponen dalmmcampuran senyawa bergerak dengan laju yang berbeda beda dalamsistem kromatografi yang mana hal ini akan menhasilkan pemisahan yang sempurna. Kromatografi dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Bahan penyerap yang biasa digunakan dalam kromatografi yaitu sillika gel atau rumus kimianya SiO2. H2O atau juga yang sering digunakan yaitu alumina terhidrasi dengan rumus kimianya Al3O3. Bahan-bahan tersebut memiliki daya menjerap senyawa organik yang baik. Karena semakin polar senyawa organik maka semakin kuat pula ia menjerap molekul air, sehingga keaktifannya menurun(Alimin, 2007). 
      Kromatografi kolom suatu teknik pemisahan yang penting untuk pemisahan skala preparatif dari beberapa miligram sampai puluhan gram. Kormotografi kolom ini dimana fasa diamnnya menggunakan sillika gel dan fasa gerak yang dugunkan adalah pelarut organik. Dalam kromatografi kolom yaitu memurnikan zat dengan menggukan kolom. Pada kromatografi kolom ini fasa geraknya yang disebut dengan eluen yang mana merupakan campuran pelarut yang dialirkan kedalam kolom atau merambat. Yang dialairkan terusmenerus melalui bahan penjerap yang mana ini menggunakan proses adsopsi.setiap zatyang tercampur akan terbwa turun yang mana memiliki kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada afisinitasnya terhadap penjerap atau adsorben. Zat-zat yang terpisah akan membentuk seperti pita akan menuruni kolom yang akan ditampung ke dalam sejumlah tabung. Laju dari gerakanpita-pita itu dapat dikendalikan dengan mengatur kompisisi dari eluen. Dalam hal ini semakin elmah ikatan zat dengan permukaan dari sillikagel maka maskin cepat pula zat tersebut terpisah(Soebagio, 2005).
      Dalam kromatografi lapis tipis plat akan diberi garis pada ujung bawah dan ujung atas sepanjang 0.5 cm sebagai kedududkan garis awal dan depan pelarut yang ditandai.plat yang telah diberi garis kan ditotolkan dengan larutan sampel. Lalu dimasukkan kedalam pelarut yang mudah menguap, hanya ujung dari plat yang menyentuh pelarut dan jangan larutan sampel kena dengan pelarut. Sampel akan bergerak keatas sampe garis yang telah diberi. Lalu plat dikeringkan dan dimasukkan ke dalam chumber  yang berisi dengan larutan pengembang. Akan tampaksenyawa akan bergerak lurus keatas  seperti noda-noda yang utuh.  Dalam hal ini pelarut pengembang akan dibiarkan mengering uneuk menampakkan senyawa yang dipisahkan. Dari hal ini dapat diukur berapa jarak yang ditempuh oleh noda. Yaitu dengan identifikasi senyawa dapat membandingkan harga Rf atau Retardation Factor. Jika noda sudah berwarna dapat langsung diperikasa dan ditentukan harga dari Rfnya. Dimana dapat nilai Rf dapat dihitung dengan perbandingan jarak yang ditempuh senyawa denagn jarak yang ditempuh oleh pelarut(Tim Kimia Organik, 2016).

V. Alat & Bahan
5.1 Alat
1. Pelat Kaca Kecil
2. Kertas Saring
3. Pita Selotip
4. Gelas Piala
5. Batang Pengaduk
6. Pipa Gelas Kapiler
7. Pelat TLC Kecil
8. Bejana Pengembang
9. Tabung Reaksi
10. Kolom Kromatografi
12. Piper Tetes
13. Pensil Lunak
14. Bejana pengembang
5.3 Bahan 
1. Air
2. Metanol
3. Etanol
4. Kloroform
5. Etil-asetat
6. n-heksana
7. Serium Sulfat 
3. Suspensi Silika Gel
4. Larutan zat Autentik
5. Larutan Pengambang
6. Contoh Daun
7. Larutan Sampel
8. Aseton
VI. Prosedur Kerja
 6.1 Kromatografi Lapis Tipis 
      a. Disiapakn plat TLC
      b. Dibuat larutan pengembangan dalam gelas piala 1 liter dengan 
          etanol:metanol:kloroform: etil-asetat:n-heksana:aseton
          (40:68:115:140:152) ml.
      c. Diambil masing-masing sampel yang sudah diekastrak dibubuhkan
          (ditotolkan) diatas plat TLC dengan jarak kira-kira 1 cm dari tepi pelat kaca.
     d. Dikeringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
     e. Dimasukkan pelat kedalam bejana pengembang.
     f. Dimasukkan plat kedalam bejana pengembang.
     g. Dibiarkan proses ini berlangsung sampai garis mencapai 1 cm dari tepi atas plat.
     h. Diangkat plat dari bejana.
     i. Dilihat noda dengan lampus UV atau dibuat larutan dengan serium sulfat.
      j. Dihitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografil Kolom
    a. Disiapkan 10 eksttrak daun
    b. Disiapakan kolom kromatografi.
    c. Disumbat bagian bawah kolom dengan glass wool.
    d. Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
    e. Dimasukkan larutan tersebut ke dalam kromatografi kolom.
    f. Dimasukkan sampel yang akan dikromatografi.
    g. Diteteskan terus-menerus pelarut kedalam kolom.
    h. Ditampung tetesan yang keluar dari kolom dengan tabung reaksi.
    i. Dipisahkan berdasarkan warnanya.
Pertanyaan :  
1. Apa fungsi menggunakan sifat-sifat sillika dan sifat pelarut pada video tersebut ? 
2. Apa fungsi dari kertas saring yang berada di tangki kromatografi, yang merupakan gelas kimia ?

3. Bagaimana cara memvisualisasikan pelat TLC ?

3 komentar:

Ditya Fajar Nursahfitri mengatakan...

Saya Ditya Fajar Nursahfitri (A1C117061) menjawab nomer 3, yaitu Jika senyawa tersebut aktif UV maka dapat melihat bintik-bintik senyawa di bawah lampu UV.

Putri Hutabarat mengatakan...

nama saya putri mielnia (57) akan menjawab pertanyaan no 1, Fungsi menggunakan sifat-sifat sillika dan sifat-sifat pelarut, untuk menarik senyawa keatas piring dengan laju yang berbeda tergantung pada karaktersitik senyawa.

Ika Ermayanti mengatakan...

saya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab pertanyaan nomor 2 dimana Fungsi dari kertas saring dalam tangki kromatografi yaitu unutk menjenuhkan atmosfer dengan uap pelarut.

Posting Komentar

Laporan Praktikum Keisomeran Geometri