Kamis, 21 Maret 2019

Laporan Praktikum Pemurnian Zat Padat


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
PEMURNIAN ZAT PADAT


DISUSUN OLEH :
VIRA ANGGITA G.
(A1C117069) 



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Percobaan Rekristalisasi

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
2 sudip asam benzoat + 1 sudip norit + 1 sudip glukosa lalu dilarutkan dalam air panas.
Larutannya larut tetapi masih ada asam benzoat yang belum larut, dan larutan berwarna hitam.
2.
Dilakukan pemanasan
Larutan yang belum larut menjadi larut semua.
3.
Disaring larutan dengan corong buchner yang telah di alasi kertas saring dan disiram dengan air panas yang endapan tertinggal.
Warna larutan yang hitam menjadi jernih saat di saring dan endapan tertinggal di kertas saring.
4.
Dijenuhkan dengan didinginkan dalam air es.
Timbul kristal putih seperti jarum.
5.
Disaring larutan yang sudah dijenuhkan, lalu dikeringkan
Kristal putih tertinggal dikertas saring
6.
Uji titik lelehnya
Mulai meleleh pada suhu 117 °c  dan tepat semuanya meleleh pada suhu 120 °c
 
7.2 Sublimasi

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Cawan penguap yang telah diisi 1 gram naftalen dan 1 gram pengotor. Dipanaskan ±4 menit.
Terdapat kristal yang menepel di dinding corong  dan di bawah kapas serta di kertas saring.
2.
Diuji titik lelehnya.
Pada suhu 78 °c  kristal mulai meleleh dan pada suhu 80 °c  kristal tepat semuanya meleleh.
VIII. Pembahasan
         Pada praktikum pemurnian zat padat dilakukan dalam dua cara yaitu rekristalisasi dan sublimasi pada zat organik, dimana zat yang digunakan untuk rekristalisasi pemurnian asam benzioat yang tercemar dan pada sublimasi permurnian naftalen yang tercemar. Dalam percobaan ini mengenal zat padat yang kan dimurnikan penting baik mengidentifikasinya dengan mengetahui sifat kimi dan fisiknya, yanga mana akan menjadi hal penentu keberhasilan dalam pemurnian zat padat. Diharapkan dapat mengetahui ternik pemurnian zat padat dan efisiensi bahan dan alat yang digunakan. Rekristalisasi merupakan cara pemurnian zat padat dengan pengkristalan kembali, dimana kelarutan menjadi berkurang ketika suhu diturunkan. Pada percobaan sublimasi ini naftalen yang tercemar dimana dalam fasa padatan berubah menjadi gas, dan gas tersebut ditangkap oleh kaca permukaan corong kaca yang meangkap fase gas menjadi padat kembali dalam bentik kristal. Hal ini karena proses mengalami sublimasi yaitu perubahan langsung menjadi gas tanpa harus melewati fase cair, yang terkondensasi menjadi padatan. Dalam praktikum ini diharapkan dapat menetukan keberhasilan kemurnian dengan menguji titik leleh dari zat padat yang di murnikan(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).
8.1 Percobaan Rekristalisasi 
    Pada percobaan rekristalisasi ini yaitu percobaan untuk pemurnian zat padat dengan jalan rekristalisasi. Dimana rekristalisasi merupakan cara yang efektif dalam permurnian zat padat terutama organik. Pada rekristalisasi ini kami menggunkana asam benzoat yang terlah tercemar. Dimana asam benzoat merupakan salah satu pengawet sintetik. Dan pengotornya yairtu kami gunakan glukosa dan dibantu dengan norit. Norit merupakan pembantu dalam pemurnian zat. Perbandingan yang kami pakai yaitu asam benzoat 2 sudip, dan 1 sudip norit dan glukosa. Ketiga bahan tersebut dilarutan dengan air panas dan diaduk, dimana fungsi pengadukan untuk mempercepat larutnya larutan. Kami lakukan pemanasan untuk melarutkan asam benzoat yang ada sedikit belum larut.  Setelah semua larutan larut, warna larutannya sedikit hitam akibat warna dari norit, tetapisetalah disaring dengan menggunakan corong buchner yang sudah di alasi dengan kertas saring sebelumnya. Kertas saring berfungsi unutk memisahkan pengotor dengan zat terlarut. Warna larutannya menjadi jernih dan endapan hitamnya tinggal di kertas saring dimana itu merupakan zat pengotor yang tertinggal. Norit disini membantu dalam pemurnian zat yaitu dimana norit berperan sebagai absorben atau penyerap, kotoran yang diserap oleh norit menggunkan teknik absorpsi (penyerapan). Setelah disaring di siram dengan air hangat sisa endapan yang tinggal. Dan dijenuhkan larutan yang telah disaring tadi, didinginkan dalam air es sampai terbentuk kristal. Disini pemanasan juga berfungsi agar larutan mengalami proses penguapan dimana kandungan larutan berkurang, sehingga larutan mengalami kondisi lewat jenuh, dan akan membentuk kristal. Proses pendinginan dalam percobaan ini berfungsi untuk mengendapkan kristal yang terbentuksetelah konsisi larutan sudah lewat jenuh. Setalah pendinginan muncul kristal putih seperti jarum dalam tabung reaksi cukup banyak, lalu disaring kembali dengan corong buchner yang telah dialasi kertas saring. Setalah disaring, dikeringkan kristal yang tertinggal di kertas saring, lalu di uji titik lelehnya. Kami menggunkan cara manual yaitu dengan pengujian titik leleh dengan pemansan. Minyak yang titik didihnya 200 °c kami gunakan untuk menguji titik leleh kristal asam benzoat yang kami dapatkan. Kristal yang telah dikeringkan di masuk kan kedalam pipa kapiler dan diikat di termometer 250 °c dan dipanaskan di dalam minyak. Sehingga didapatkan titik lelehnya yaitu larutan mulai meleleh pada suhu 117 °c dan tepat semua kristal meleleh pada suhu 120 °c dimana sudah mendekati titik leleh murni asam benzoatnya. 

8.2 Sublimasi
    Pada percobaan kedua yaitu percobaan pemurnian zat pada dengan cara sublimasi. Dimana sublimasi merupakan cara pemurnian zat padat dengan diuapkan tanpa melalui peleburan dan hanya diembunkan uapnya. Dalam sublimasi zat-zat dapat mudah menyublim, dimana perubahan wujud zat padat menjadi ke gas atau sebaliknya. Dalam sublimasi ini syarat pemisahannya yaitu campuran yang akan di sublimasi harus memiliki perbedaan titik didih. Dimana pada percobaan sublimasi ini kami menggunkan naftalen yang telah tercemari, yaitu dicemari dengan pasirdengan perbandingan 1 gram naftalen dan 1 gram pasir. Lalu naftalen yang tercemari tadi diletakkan dalam cawan penguap, dan ditutup cawan penguap dengan kertas saring yang telah dibuat lobang-lobang kecil. Diambil corong, disumbat dengan kapas,lalu diletakkan terbalik diatas cawan yang telah di lapisi kertas saring diatasnya. Lalu dilakukan pemansan dengan api kecil sampai semua zat yang disublimasi habis dimana lebih kurang 4 menit. Setelah dilakukan pemanasan terdapat kristal putih yang menempel pada corong, kertas saring dan kapas. Suhu pada saat penyumbilngan terjadi yaitu pada saat suhu kamar Lalu kristal tadi diambil untuk di uji titik lelehnya dengan dimasukkan kedalam pipa kapiler dan di uji dalam air panas, pipa kapiler yang berisi kristal naftalen tadi di ikat ditemometer 100 °c dan di celup kedalam air yang telah dipanaskan. Titik leleh yang kami dapatkan yaitu kristal mulai meleleh pada suhu 78 °c dan tepat semua kristal meleleh pada suhu 80 °c. Sedangkan diuji titik lelehnya dengan Mpa kami juga mendapatkan sehu yang sama. Pada percobaan sublimasi ini naftalen yang tercemar dimana dalam fasa padatan berubah menjadi gas, dan gas tersebut ditangkap oleh kaca permukaan corong kaca yang meangkap fase gas menjadi padat kembali dalam bentik kristal. Hal ini karena proses mengalami sublimasi yaitu perubahan langsung menjadi gas tanpa harus melewati fase cair, yang terkondensasi menjadi padatan.

IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Rekristalisasi  merupakan suatu cara pemurnian zat dengan jalan rekristalisasi.
2.Pada percobaan rekristalisasi dengan asam benzoat yang dicemari dengan glukosa dan dibantu norit, didapatkan kristal seperti jarum berwarna putih.
3. Pelarut yang digunakan dalam rekristalisasi yaitu air, karena air merupakan senyawa polar dan asam benzoat senyawa yang sangat larut dalam pelarut polar.
4.Sublimasi merupakan cara pemurnian zat dengan cara diuapkan tanpa melewati fase cair dahulu. hasil yang didapat pada sublimasi yaitu kristal putih yang menepel pada corong kaca, dan ketas saring.
X. Pertanyaan
1. Apa fungsi pemanasan dalam percobaan rekristalisasi ?
2. Pada suhu kapan zat tersublimasi  ?
3. Apa guna dari penggunaan norit dalam percobaan rekristalisasi ?
XI. Daftar Pustaka

Keenan, Charles W.2006.Kimia untuk Universitas .Jakarta : Erlangga.
Syamsurizal. 2019. Pemurnian Zat Padat.http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/
        Diakses pada tanggal 22 Maret 2019.Pukul 20:00 WIB.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
     Jambi: Universitas Jambi. 
Rositawati, Agustina , Citra M., Danny S. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat
      dari Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi 
      Kimia Dan Industri. 2 (4), 217-225.
Siregar, K., dkk. 2006. Pengeringan Beku dengan Metode Pembenkuan Vakum 
     dan Lempengan Sentuh dengan Pemanasan Terbalik pada Proses Sublimasi
     untuk Daging Buah Durian. Jurnal Buletin Agricultural Engineering BEARING. 
     Vol 2 (1), 23-36.
XII. Lampiran Gambar


penyaringan asam benzoat yang tercemar 
untuk direkristalisasi


Kotoran dari penyaringan asam benzoat yang tercemar


Hasil penyaringan Kristal asam benzoat yang telah dijenuhkan

kristal naftalen yang melekat dicorong kaca
pada pemurnian zat dangan cara sublimasi
Kristal naftalen hasil sublimasi

3 komentar:

Putri Hutabarat mengatakan...

Nama saya putri milenia hutabarat (A1C117057) akan menjawab pertanyaan no 1 di lakukan pemanasan untuk melarutkan asam benzoat yang ada sedikit belum larut. Dan pemanasan juga berfungsi agar larutan mengalami proses penguapan dimana kandungan larutan berkurang, sehingga larutan mengalami kondisi lewat jenuh, dan akan membentuk kristal.

Ditya Fajar Nursahfitri mengatakan...

Nama saya Ditya Fajar Nursahfitri (A1C117061) akan menjawab nomer 3 yaitu Norit merupakan pembantu dalam pemurnian zat. Norit disini membantu dalam pemurnian zat yaitu dimana norit berperan sebagai absorben atau penyerap, kotoran yang diserap oleh norit menggunkan teknik absorpsi (penyerapan).

Ika Ermayanti mengatakan...

saya ika ermayanti dengan nim 031 saya kan menjawab nomor dua dimana proses sublimasi yaitu perubhan dari fasa padat ke gas dan sebaliknya. dimana ketika zat di berikan panas akan menaikkan suhu dan azat akan menguap dan setelah iru jika didinginkan kembali pada suhu kamar zat akan berubah kembali dari fase uap menjadi fasa padat ( mengkristal)

Posting Komentar

Laporan Praktikum Keisomeran Geometri