LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
KALIBRASI TERMOMETER & PENENTUAN TITIK LELEH
DISUSUN OLEH :
VIRA ANGGITA G.
(A1C117069)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VII. Data Pengamatan
7.1 Kalibrasi Termometer
NO.
|
PERLAKUAN
|
HASIL
|
1.
|
Dimasukkan
termometer kedalam labu erlemeyer yang telah diisi dengan air dan batu es
serta disumbat dengan penyumbat agar terisolasi dari udara luar.
|
Skala
termometer tersebut turun ke 0 drajat celcius.
|
2.
|
Dimasukkan
termometer kedalam labu erlenmeyer yang diisi aquades serta disumbat dan
dilakukan pemanasan.
|
Skala
termometer naik ke 100 drajat celcius, dimana suhu konstan.
|
7.2 Penentuan Titik Leleh
NO.
|
Campuran Dua Senyawa
|
Titik Leleh (°c)
|
|||||
1:1
|
1:0.5
|
1:2
|
|||||
Mulai
|
Tepat
|
Mulai
|
Tepat
|
Mulai
|
Tepat
|
||
1.
|
Naftalen-Glukosa
|
140 °c
|
162 °c
|
90 °c
|
128 °c
|
120 °c
|
160 °c
|
2.
|
Alfanaftol-As.benzoat
|
148 °c
|
170 °c
|
160 °c
|
175 °c
|
119 °c
|
165 °c
|
3.
|
Glukosa-Alfanaftol
|
145 °c
|
168 °c
|
150 °c
|
165 °c
|
145 °c
|
170 °c
|
4.
|
As.benzoat-Maltosa
|
160 °c
|
180 °c
|
148 °c
|
169 °c
|
100 °c
|
140 °c
|
5.
|
Maltosa-Naftalen
|
145 °c
|
175 °c
|
138 °c
|
155 °c
|
150 °c
|
180 °c
|
VIII. Pembahasan
Setiap instrumen (alat) ukur harus dalam keadaan
baik sat hendak digunkan, dimana alat tersebut ahrus diuji dahulu yaitu dengan mengkalibrasialat
tersebut. Dalam percobaan ini yaitu kalibrasi termometer. Dimana termometer
harus dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunkaan. Termometr sendiri merupakn
suatu alat untuk mengukur suhu suatu larutan atau zat, baik dalamkonisi dingin,
ataupun keadaan biasa dan pansa. Fungsi kalibarasi ini bertujuan untuk
menentukan kebenaran konversional nilai penunjukan alat ukur apakah sudah tepat
sesuai dengan standar internasional, yaitu dimana diuji dengan mengujkur skala
atas dan bawah dari termometer. Pada percobaan ini menggunkan termometer
standar yaitu air raksa, dengan teknik kalibrasi yang digunakan memakai water
bath. Informasi yang diberikan termometer sangat mempengaruhi dalam percobaaan
dimana ketepatan dan keakuratan termometer sangat diperlukan dalam penentuan
hasil pengukuran suatu objek. Dan kalibrasi ini juga berfungsi untuk
mengidentifikasi apakah termometer layak dan berfungsi. Termometer biasa
digunakan dalam menentukan titik leleh suatu zat. Titik leleh adalah suatu
keadaan dimana zat padat berubah fasa dari padat menajdi fasa cair dengan
pemanasan. Pengujian titik leleh ini dimana bertujuan untuk menguji seberapa
murni zat yang di teliti. Dimana perbedaan suhu saat memeleh sampai semuanya
meleleh sangat mempengaruhi tingkat kemurnian suatu zat. Dalam percobaan ini
akan dilakukan pengkalibrasian termometer dan juga penentuan titik leleh
senyawa organik dengan berbagai perbandingan proporsi sebagai berikut.
8.1 Kalibrasi Termometer
Pada percobaan
kalibrasi termometer ini yaitu untuk menguji apakah termometer yang dipakai
masih berfungsi dengan baik dan digunkan apakah sesuai dengan cara yang benar
atau kaidah yang benar. Alat yang gunakan dalam mengukur suhu suatu larutan
dikenal dengan termometer. Termometer sebelum digunakan tentunya harus
dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan yang guna untuk
menetukan kebenaran konversional nilai penunjukkan alat ukur, yang mana agar
sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi dalam mengukur.
Dalam percobaan kalibrasi ini kami harus mengkalibrasi termometer raksa dengan
batas atas 100°c dan batas bawah 0°c yang biasa digunakan praktika dalam
praktikum. Dan kami menggunakan batu es dan air panas untuk mengkalibrasinya
karena titik didih air tepat 100°c dan titik bekunya 0°c dimana sesuai dengan
skala atas dan bawah termometer yang kami gunakan.
Kami menggunakan
campuran bubuk es dan air untuk mengukur skala bawah termometer. Dimana
erlenmeyer yang telah berisi bubuk es
dan air tadi, dimasukka termometer kedalamnya, tetapi jangan sampai menyentuh
dasar erlenmeyer karena ini akan mempengaruhi termometer, tentu suhu yang
diukur bukan suhu larutan yang didalammnya tetapi suhu erlemeyer tentu juga
akan terikut serta serta membuat termometer tidak akurat. Dan juga kami
menggunakan penutup agar tidak terkonta oleh suhu luar, yang mana ini juga akan
mepengaruhi ketepatan termometer dalm mengukur. Sehingga kami mendapatkan skala
bawahnya 0°c. Lalu untuk mengukur batas bawah kami melakukan langkah yang sama
hanya saja ditambah dengan pemanasan. Dimana erlemeyer diisi air atau aquades
lalu dipanaskan dan tak lupa termometer dimasukkan kedalamnya dan tak lupa
penutup agar tidak terkontaminasi dari suhu luar. Dan perlakuan yang sama
termometer tidak boleh menyentuh dasar erlenmeyer. Kami dapatkanlah hasil yaitu
suhunya naik ke skala atas yaitu 100°c dimana tepat suhunya konstan. Dimana air
memiliki titik didih 100°c dan titik beku 0°c, dan ini menandakan berarti
termometer dapat digunakan dalam mengukur suhu suatu larutan karean ketika
didinginkan suhunya 0°c dan ketika di panskan suhunya naik ke 100°c hal ini
dapat dikatakan termometer sudah sesuai dengan kaidah alat ukur standar.
8.2 Penentuan Titik Leleh
Pada percobaan
selanjutanya yaitu penentuan titik leleh suatu larutan dimana kami menggunkan beberapa
senyawa organik untuk diuji titik lelehnya dengan berbagai perbandingan proporsi.
Titik leleh merupakan dimana suatu zat padat akan mengalami perubahan fasa dari
padat menjadi cair tepat pada suhu tertentu. Titik leleh ini dapat diuji dengan
mengukur suhunya ketika tepat meleleh dimana alat yang digunakan adalah
termometer. Pada uji titik leleh ini kami menggunakan beberapa sampel senyawa
organik murni yaitu terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam
benzoat,dan maltosa. Dimana kelima sampel ini memiliki perbedaan titik leleh. Kelima
sampel tadi kami campur dalam berbagai proporsi, dimana kami menggunkan
proporsi 1:1 , 1:0.5 dan 1:2.
Pada campuran
pertama yaitu campuran naftalen dan glukosa, dimana memiliki perbedaan titik
leleh yang tinggi. Dua sampel dimasukkan kedalam pipa kapiler dengan
perbandingan 1:1, lalu kami ikat dengan termometer dengan skala atas 250°c dan skala bawah
0°c. Disini kami
memilih oil bath untuk pemanasannya, karena sesuai dengan tinggi titik leleh
zat yang digunakan, dimana minyak memiliki titik didih sebesar 200°c. Lalu kami
pansakan sehingga didapatakan suhu untuk titik leleh campuran pertama dengan
perbandingan proposi 1:1 yaitu mulai meleleh pada suhu 140°c dan tepat semua
sampenya meleleh pada suhu 162°c. Untuk
perbandingan proposi 1:0.5 dan 1:2 didapatkan hasil yaitu pada perbandingan
proporsi 1:0.5 didapatakan suhu sampel mulai meleleh pada suhu 90°c dan tepat
meleleh semua pada suhu 128°c, sedangkan untuk
perbandingan proporsi 1:2 didapatkan suhu sampel mulai melelh 120°c dan tepat
melelh semua pada suhu 160°c. Perlakuan yang sama juga
dilakukan pada campuran yang kedua yaitu antara alfa-naftol dengan asam benzoat
dengan perbandingan proporsi yang sama yaitu1:1, 1:0.5, dan
1:2. Dimana hasil
yang didapatkan yaitu unutk perbandingan proporsi 1:1 sampel tempat melelh pada
suhu 148°c dan tepat semua
sampe meleleh pada suhu 170°c. Untuk proporsi
yang 1:0.5 hasil yang didapatkan yaitu sampel mulai meleleh pada suhu 160°c dan tepat
semuanya melelh pada suhu 175°c. Dan untuk
perbandingan proporsi 1:2 didapatkan sampel mulai meleleh pada suhu 119 dan
tepat semuanya meleleh pada suhu 165°c. Untuk pencampuran yang ketiga yaitu
antara glukosa dan alfa-naftol dengan perbandingan proporsi yang sama
didapatkan hasil yaitu 1:1 sampel melelehpada suhu 145°c dan
tepatsemuanya meleleh pada suhu 168°c. Perbandingan proporsi 1:0.5 didaptakan
suhu sampel mulai meleleh pada 150°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu
165°c. Dan proporsi yang 1:2 didapatakan sampel
melelh pada suhu 145°c sampai dengan
meleleh semua pada suhu 170°c. Untuk
pencampuran yang keempat yaitu antara asam banzoat dengan maltosa dimana dengan
perbandingan proporsi yang sama dengan campuran yang sebelumnya yaitu pada
perbandingan porposi 1:1 didapatkan suhu sampel tepat meleleh 160°c dan semua
meleleh pada suhu 180°c. Pada perbadaningan
proporsi 1:0.5 didaptakan suhu sampel tepat mulai melelh pada suhu 148 dan
semua meleleh pada suhu 169°c. Dan untuk
perbanding proporsi 1:2 didapatkan suhu sampel mulai meleleh pada suhu 100°c dan semua
meleleh pada suhu 140°c. Untuk
pencampuran sampel terakhir yaitu antara maltosa dengan naftalen dengan
perbandinga proporsi yang sama dimana didaptakan hasil yaitu pada perbandingan
1:1 dimana suhu sampel mulai meleleh pada 145°c dan tepat semuanya meleleh pada suhu
175°c. Padaperbandingan
proporsi 1:0.5 didapatkan suhu sampel mulai meleleh pada suhu 138°c dan tepat
semuanya meleleh pada suhu 155°c. dan untuk
propersi 1:2 didapatkan 150°c dan tepat
meleleh pada suhu 180°c.
Dari hasil yang
didapatakan yaitu dapat ditarik kesimpulan yaitu dimana pada perbadingan
proporsi 1:2 rentang suhu dari mulai meleleh sampai dengan meleleh itu sangat
jauh berbeda dengan perbanginga proporsi 1:0.5 dan 1:1 dimana rentang sehunya
ketika mulai dan tepat melelh itu tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, pertama yaitu pengaruh dua sampel yang dicampurkan dimana tentinya
mempengaruhi titik lelehnya, diaman masing-masing sampel tersebut memiliki
titik leleh yang berbeda seperti pada naftalen dengan glukosa dimana titik leleh
glokosa lebih tinggi di banding dengan naftalen. Dimana ketika sampel di
campurkan ketika dilakukan pemanasan untuk menguji titik lelehnya terjadi
sebuah ikatan antar molekul didalamya sehingga saling berikatan yang membuat
campuran tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk meleleh. Perbedaan suhu
suatu zat saat mulai meleleh sampai dengannya meleleh seluruhnya menggambarkan
tingkat kemurnian suatu zat, sehingga semakin lama suatu zat meleleh yang mana
tidak sesuai dengan suhu dimana dia meleleh maka zat tersebut kurang
kemurniannya, sebaliknya semakin cepat zat tersebut meleleh maka semakin murni
pula zat tersebut(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakaukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Prinsip dasar dalam penentuan titik leleh yaitu terletak pada penetapan pemberian energi panasnya.
2. Sebelum digunakan termometer perlu dikalibrasi yaitu bertujuan untuk melihat apakah termometer tersebut masih berrfungsi dan dapat digunkana dalam pengujian titik leleh, karena keakuratan yang diberikan termometer sangat penting dalam pengujuan titik leleh agar hasil yang didapatkan juga akurat.
3. Dalam percobaan yang kami lakukan dilakukan pengujian titik leleh senyawa murni dan yang tidak murni dengan dicampurakan senyawa lain. Pencampuran dilakukan dalam berbagai perbapndingan proporsi yaitu 1:1, 1:0.5, dan 1:2. Didapatkan jauhnya Perbedaan titik leleh senyawa yang murni dengan senyawa yang telah dicampurkan.
4. Penentuan titik leleh beberapa senyawa murni yaitu dimana titik leleh naftalen didapatkan 80°c, glukosa 146°c, alpha-naftol 98°c, asam benzoat 121°c, dan maltosa 102°c.
X. Pertanyaan
1. Apa yang mempengaruhi jauhnya perbedaan rentang dari suhu yang parbandingan dengan beberapa proporsi ?
2. kenapa dilakukannnya kalibrasi pada termometer sebelum digunakan ?
3. Apakah cepatnya suatu zat meleleh mempengaruhi kemurnian zat tersebut ?
XI. Daftar Pustaka
Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden.
2017.Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga.
Jilid 1.
Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Gracesella.2012. KO-Kristal di Bidang Farmasi. Jurnal Farmaka.
Vol 12(1). 63-79.
J. Basset, R.C. Denney, G.H. Jeffery, J.
Mendham. 2013. Buku
Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik ed.4. Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Syamsurizal.
2019. Kalibrasi Termometer dan Penentuan
Titik Leleh.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/. Diakses pada tanggal 22 Maret2019.
Pukul 20:05 WIB.
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/. Diakses pada tanggal 22 Maret2019.
Pukul 20:05 WIB.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun
Praktikum Kimia Organik I. Jambi:
Universitas Jambi.
XII. Lampiran Gambar
kalibrasi termometer dengan air es untuk
menentukan skala bawah termometer
kalibrasi termometer dengan air yang dipanaskan
untuk menentukan skala atas termometer
untuk menentukan skala atas termometer
Pengikatan sampel pada termometer
sampel telah sampai pada titik lelehnya
Pengujian titik leleh menggunkana MPA
(Melting Point Apparatus)
Uji titik leleh campuran senyawa
dengan perbadingan proporsi
dengan pemanasnya oil bath
3 komentar:
Saya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.2. Menurut saya,karena untuk melihat apakah termometer tersebut masih berfungsi dan dapat digunakan dalam pengujian titik leleh, karena keakuratan yang diberikan termometer sangat penting dalam pengujuan titik leleh agar hasil yang didapatkan juga akurat.
Saya Rd. Abdurrahman(A1C117015) akan mencoba menjawab pertanyaan no. 3 menurut saya Iya, karena perbedaan suhu suatu zat saat mulai meleleh sampai dengannya meleleh seluruhnya menggambarkan tingkat kemurnian suatu zat, sehingga semakin lama suatu zat meleleh yang mana tidak sesuai dengan suhu dimana dia meleleh maka zat tersebut kurang kemurniannya, sebaliknya semakin cepat zat tersebut meleleh maka semakin murni pula zat tersebut.
Hallo vira, saya yuyun ernawati nim A1C117063 aksn mencoba menjawab pertanyaan nomor 1.
menurut hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama yaitu pengaruh dua sampel yang dicampurkan dimana nantinya dapat mempengaruhi titik lelehnya, dimana masing-masing sampel tersebut memiliki titik leleh yang berbeda. dimana ketika sampel dicampurkan ketika dilakukan pemanasan untuk menguji titik lelehnya terjadi sebuah ikatan antar molrkul didalamnya sehingga saling berikatan yang membuat campuran tersebut membutuhkan waktu yang lama untuk meleleh.
Posting Komentar