Kamis, 28 Maret 2019

Laporan Praktikum Reaksi-Reaksi Aldehida & Keton

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
REAKSI-REAKSI ADEHIDA & KETON


DISUSUN OLEH :
VIRA ANGGITA G.
(A1C117069) 



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019

VII. Data Pengamatan
7.1 Uji Cermin Kaca, Tollens

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Tabung reaksi satu yang diisi 1 ml perekasi tollens ditambah 2 tetes dengan formalin, digoncang dan didiamkan.
Setelah didiamkan selama 10 menit terbentuk cermin kaca.
2.
Tabung reaksi dua yang diisi 1 ml perekasi tollens ditambah dengan 2 tetes benzaldehid, digoncang dan didiamkan.
Setelah digoncang dan didiamkann tidak ternbentuk cermin kaca.
3.
Tabung reaksi tiga yang diisi 1 ml perekasi tollens ditambah dengan 2 tetes aseton, digoncang dan didiamkan.
Setelah digoncang dan didiamkann tidak ternbentuk cermin kaca.
4.
Tabung reaksi empat yang diisi 1 ml perekasi tollens ditambah dengan 2 tetes sikloheksanon, digoncang dan didiamkan.
Setelah digoncang dan didiamkann tidak ternbentuk cermin kaca.
5.
Tabung reaksi yang berisi aseton, benzaldehid, dan sikloheksanon dipanaskan.
Tabung yang berisi benzaldehid terbnetuk cermin kaca selama pemanasan lewat dari lima menit. Tabung berisi sikloheksanon dan aseton tidak terbentuk cermin kaca setelah pemanasan.
 
7.2 Uji Benedict

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Tabung reaksi satu diisi dengan 5 ml pereaksi benedict dan ditambah 5 tetes formaldehid.
Warna biru menjadi lebih pekat, dan terdapat endapaan berwarna merah bata.
2.
Tabung reaksi dua diisi dengan 5 ml pereaksi benedict dan ditambah 5 tetes benzaldehid.
Terdapat tiga lapisan, pada bagian atas berwarna biru pekat, tengah bening dan bawah biru tak sepekat bagian atas.
3.
Tabung reaksi tiga diisi dengan 5 ml pereaksi benedict dan ditambah 5 tetes aseton.
Berwarna biru pekat.
4.
Tabung reaksi empat diisi dengan 5 ml pereaksi benedict dan ditambah 5 tetes sikloheksanon.
Tidak ada endapan, bagian atas terdapat minyak dan bagian bawah berwarna biru muda.
5.
Dipanaskan keempat tabung selama 15 menit.
Warna biru pada semua tabung menjadi warna hijau,kecualia pda tabung yang berisi formaldehid berwarna merah bata.
 
7.3 Pengujian dengan Fenilhidrazin

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Tabung reaksi besar satu yang berisi 5 ml fenilhidrazin di tambah dengan 10 ml benzaldehida.
Ketika dicampurkan warnanya menjadi kuning. Ketika didiamkan terbentuk 3 lapisan yaitu atas berwarna kuning, tengan bening, dan bawa terdapat endapan kuning.
2.
Tabung reaski besar duanyang berisi 5 ml fenilhidrazin di tambah dengan 10 tetes sikloheksanon.
Ketika dicampurkan dan digoncang warnanya menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan diatas kuning pucat dan dibawah bening.
 
7.4 Pembuatan Oksim

No
Perlakuan
Hasil
           1.
Dilarutkan 1 gr HCl dalam 4 ml CuSO4. 5 H2O bening dan ditambahkan 4 ml air.
Hasilnya hijau pekat
2.
Dipanaskan 35 ˚C  dan digoncangkan selama 1-2 menit
Hasilnya larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim
3.
Didinginkan dalam lemari es dan disaring kristal
Ada endapan warna putih
4.
Dicuci endapan dengan 2 ml air es dan dikeringkan
Endapan bersih tanpa ada warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih dan dihasilkan yang lembek (cruft)
 
7.5 Reaksi Haloform

NO.
PERLAKUAN
HASIL
1.
Tabung reaksi yang diisi dengan 5 tetes aseton dan  ditambah 3 ml larutan NaOH 5%.
larutannya tetap berwarna bening.
2.
Ditambahakan dengan 10 ml iodium iodida, dan digoncang.
Digoncang sampai berwarna coklat, terdapat butiran berwarna kuning emas di bagian bawah dan atas.
3.
Larutan tadi dilakukan pengujian terhadap 2-propanon. Dengan 2 ml 2-propanon ditambah 3 tetes larutan iodium tadi .
Larutannya menjadi berubah warna setiap ditetesi  yaitu kuning, kuning pekat, dan lebih pekat lagi.
4.
Larutan tadi dilakukan pengujian terhadap tembakau. Dengan 0.5 gram tembakau (yang sudah digerus) dan dilarutkan dalam 10 ml aquades ditambah 3 tetes larutan iodium tadi .
Tidak terjadi apa apa
 
7.6 Kondensasi Aldol

No
Perlakuan
Hasil
1.
0,5 ml asetaldehid + 4ml larutan NaOH 5%
Larutan tetap bening dan timbul bau seperti balon
2.
Dipanaskan selama 5 menit
Warna berubah menjadi kuning dan timbul bau tengik

    
      Refluks
No
Perlakuan
Hasil
1.
Dimasukan 1 ml  aseton+ 2 ml bezaldehid + 5 ml larutan NaOH 5%
Warna mberubah menjadi kuning
2.
Kemudian dilakukan refluk
Terbentuk uap dan akan menetes menjadi cairan kembali, mulai menetes pada suhu 310C
3.
Larutan tersebut didinginkan dan disaring
Terbentuk endapan lembek atau cruft
 
VIII. Pembahasan
8.1 Uji Cermin Kaca, Tollens

Pada percobaan uji cermin kaca dengan pereaksi tollens. Dimana empat tabung reaksi diisi dengan 1 ml preaksi tollens dan ditambah 2 tetes bahan yang akan di uji, disinikami memakai bahan yang untuk diuji yaitu formalin, benzaldehid, aseton, dan sikloheksanon. Tabung satu yang telah diisidengan 1 ml pelarut tollens ditambahkan dengan formalin 2 tetes dilakukan penggoncangan dan didiamkan, dan didapatkan hasil yaitu terbentuk cermin perak setalah didimakan selama 10 menit. Pada tabung reaksi kedua yang juga telah diisi dengan 1 ml perekasi tollens ditambah dengan 2 tetes benzaldehid dikocok dan didimakan, dimana hasil yang didapatakan setelah didiamkan selama 10 menit tidak terdapat cermin perak, begitu tabung 2 tabung lain yang sudah diisi pereaksi tollens dan bahan uji aseton dansikloheksanon. Lalu ketiga tabung yang belum ternbentuk cermin perak dilakukan pemanasan selama 5 menit sesuai dengan yang dikatakan dalam prosedur. Setelah doipanaskan lewar dari 5 menit ketiga tabung tersebut hanya tabung yang berisi benzaldehd yang menghasilkan cermin perak, sedangan yang berisi aseton dan sikloheksanon tidak terbentuk cermin perak. Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa pereaksi tollen hanya akan bereaksi dengan senyawa aldehida saja yang mana akan menghasilkan cermin perak.
Uji tollens merupakan salah satu tes yang dihunakan untuk menguji atau mengidentifikasi apakah senyawa tersebut aldehid atau keton. Dimana ketika pereaksi tollens direaksikan dengan aldehid, dimana aldehid akan mereduksi menjadi logam perak, dan pada keton tidak dioksidasi oleh pereaksi ini. Perbedaan kereaktifan dari aldehid dan keton lah yang membuat bisa membedakan keuaa senyawa tersebut. Dimana aldehid sangat mudah dioksidasi misalnya dioksidasi dengan oksidator lemah yaitu larutan Ag-amoniakal yang terjadi pada  reaksi cermin perak. Sedangkan keton tahan terhadap oksidator, dan juga keton tidak memiliki atom hidrogen sehingga tidak mudah dioksidasi(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/).
8.2 Uji  Benedict

Pada uji yang kedua yaitu uji benedict dengan bahan yang akan diuji yaitu : formaldehid,benzaldehid, sikloheksanon, dan aseton. Dimana keemapt tabung reaksi diisi dengan pereaksi benedict sebnayak 5 ml, dan ditambah dengan 5 tetes bahan yang akan di uji. Pada tabung pertama yang sudah diisi dengan pereaksi benedict sebelumnya di tetesi dengan 5 tetes formaldehid didapatakan hasil warna biru menjadi lebih pekat, dan terdapat endapan berwarna merah bata. Pada tabung kedua yang berisi pereaksi benedict ditambahkan 5 tetes benzaldehid didapatkan hasil yaitu terdapat tiga lapisan yang mana pagian ats berwarna biru pekat, bahian tengah berwarna bening dan baian bawah berwarna biru tetapi tidak sepekat yang diatas. Pada tabung yang ketiga yang juga telah diisi pereaksi benedict ditambah dengan 5 tetes aseton didapatakan hansil larutan hanya berwarna biru. Dan tabung yang terakhir yang juga telah diisi dengan pereaksi bendict dan ditambah dengan sikloheksanon didapatakan hasilnya yaitu tidak terdapat endapan, pada bagian atas terdapat minyak dan bagian bawah berwarna biru muda. Keempat tabung tersebut dilakukan pemanasan selama 15 menit didapatkan hasil yaitu pada tabung reaksi yang berisi dengan formaldehid menjadi merah bata dan terdapat endapan merah bata. Sedangkan ketiga tabung lainnya berubah warna menjadi hijau.
Aldehida alifatik akan bereaksi dengan pereaksi benedict, dimana aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karbosilat dengan pereaksi benedict. Ion Cu (II) direduksi menjadi Cu2O dimana ini merupakan endapan berwarna merah bata. Aldehida mengurangi ion Cu(II) yang ada didalam uji reagen unutk endapan merah tembaga (I) oksida. Pada aldehid aromatik dan keton pereaksi benedict ini tidak akan mengalami reaksi.
8.3 Pengujian dengan Fenilhidrazin

Pada percobaan ketiga yaitu pengujian senyawa aldehid dan keton dengan fenilhidrazin. Dimana menggunakan 5 ml fenilhidrazin dan ditambah dengan senyawa yang akan diuji, yang mana senyawa yang akan diuji kami menggunkan benzaldehida dan sikloheksanon. Tabung reaksi besar pertama yang dimasukkan 5 ml fenihildrazin dan ditambah dengan 10 ml benzaldehid dan dilakukan pengguncangan agar campuran menjadi tercampur secara homogen selama 2 menit, didapatakan hasil yaitu ketika dicampurkan warnanya menjadi kuning, lalu didiamkaan terdapat 3 lapisan dimana pada lapisan atas berwarna kuning minyak, bagian tengah bening, dan bagian bawah sama warna kuningnya dengan bagian atas. Disini kami tidak mendapatkan kristal, dimana hal ini membutuhkan waktu yang lama baru terbentuk kristal. Pada tabung kedua yang juga diisi dengan 5 ml fenilhidrazin dan ditambah dengan 10 ml sikloheksanon, dimana hasil yang didapatkan ketika campuran digoncang warnanya berubah menjadi kuning pucat dan terbentuk dua lapisan dimana pada bagian atas berwarna kuning pucat dan bgaian bawah bewarna bening. Dan disini kami juga tidak mendapatakan krital.
Fenilhidrazin akan bereaksi dengan gugus karbonil yang ada dalam aldehida untuk membentuk endapan kuning atau orange dari fenilhidrazon. Pada aldehida yang mana harus terdapat kristal dimana ini membutuhkan waktu semalaman agar kristalnya terbentuk dan dapat diuji titik lelehnya. Adanya endapan memberikan petunjuk tentang konjugasi pada golongan aldehid dan keton.
8.4 Pembuatan Oksim

Pada percobaan pembuatan oksim, erlenmeyer dimasukkan 1 gram HCl dan ditambah dengan 4 ml CuSO2. 5 H2O dan ditambah dengan 4 ml air dimana katika dicampurakan warnanya beruba menjadi hijau pekat seperti hijau lumut.  Laltu larutan tersebut dilakukan pemanasan dengan suhu 35˚C  dan ditambahkan dengan sikloheksanon lalu tabung ditutup dan dilakukan penggoncangan selama1-2 menit, dimana didapatkan hasil yaitu larutan berwarna hijau lumut keruh dan terbentuk sikloheksanon-oksim. Lalu campuran didinginkan di dalam ember yang telah diisi dengan batu es, didapatkan endapan berwarna putih. Lalu dilakukan  penyucian endapan dengan 2 ml air es dan di keringkan,dimana kami mendapatkan endapan yang bersih tanpa ada warna hijau dan terdapat endapan berwarna putih, juga dihasilkan yang lembek (cruft). Dimana bila didimakan agak sedikit lebih lama atau dikeringkan lebih lama  akan menghasilkan kristal. Oksim merupakan rumus turunan dari ammonia yang dibaut dari hidroksilamin yang merupakan kristal padat yang digunakan unutk mengenali senyawa karbonil tertentu. Yang mana hidroksilamin bereaksi dengan senyawa karbonil yang menghasilkan oksim.
8.5 Reaksi Haloform

Pada percobaan reaksi haloform ini yaitu unutk uji yang mana untuk membedakan aldehid dan keton. Tabung reaksi besar dimasukkan dengan 5 tetes aseton dan ditambah dengan 3 ml larutan NaOH 5% , larutan tetap bewarna bening dan ditambah dengan 10 ml iodium iodida dan dilakukan penggoncangan agar campuran bercampur secara homogen. Penggoncangan dilakukan sampai warna menjadi coklat, dan terdapat butiran berwarna kuning emas dibagaina atas dan bawah. Lalu dilakukan pengujian dengan mencampurkan larutan tadi dengan 2-propanon sebanyak 2 ml dan ditambah dengan 3 tetes larutan iodum tadi dimana hasilnya yaitu larutan menjadi berubah warna setiap ditetesi yaitu kuning, kuning pekat, dan kuning lebih pekat lagi. Dan juga dilakukan pengujuan pada tembakau yang mna sebagi pengganti 2-pentanon dan 3-pentanon. Tembakau tadi digerus sebanyak 0.5 gram dan dilarutkan dalam 10 ml aquades, lalu ditambahkan dengan 3 tetes larutan iodium tadi dimana didapatkan hasil yaitu tidak terjadi apa-apa.
Reaksi haloform mengunakan iodium iodida dan natrium hidroksida, dimana unutk pengujian gugus metal dari suatu metal keton diiodinasi sampai terbentuk iodoform. Pada uji inihnaya untuk metil keton saja atau juga gugus CH(OH)-CH3 karena mudah dioksidasi, dan iodium sebagai oksidator yang akan menghasilkan iodoform yang memiliki bua yang khas, berwarna kuning dan berbentuk kristal.
8.6 Kondensasi Aldol

Pada percobaan kondensasi aldol ini dimana tabung reaksi dimasukkan 0.5 ml asetaldehid dan ditambah dengan 4ml latutan NaOH 5%  dan dilakukan penggoncangan agar campuran homogen, hasilnya yaitu larutan tetap berwarna bening dan menimbulkan bau seperti bau balon yang berasal dari asetaldehid. Lalu dilakukan pemanasan selama 5 menit, dimana kami mendapatkan hasil yaitu warna larutan yang bening berubah menjadi kuning dan timbul bau seperti bau tengik yang berasal dari kronaldehid.
Kedalam labu 50 ml dimasukkan 1 ml aseton ditambah dengan 2 ml benzeldedi dan 5 ml larutan NaOH 5% larutan menjadi berwarna kuning, lalu dilakukan refluk yang mana menghasilkan ada uap yang terbentuk dan akan menetes majadi cair kembali, penetesan pertama pada suhu 31˚C. Lalu larutan tadi didinginkan dan dilakukan penyaringan, hasilnya yaitu terbentuk endapan yang lembek atau cruft.
Anion enoat adalan suatu nekleofilik yang dpat diadisi kedallam gugus karbonil. Yang nama akan menghasilkan ikatan karbon-karbon yang baru,. Bila asetaldehid direaksikan dengan larutan basa encer akan mengeluarkan H2O sehingga akan menghasilkan aldehid tak jenuh yang disebut krotonaldehid.gabungan dua molekul sederhana asetaldehid akan menghasilkan aldo yang sangat sederhana yang akan terjadi bila larutan aldehid diberi larutan basa.
IX. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1.Aldehid dan ketom merupakan senyawa yang memiliki gugus karbonilyang sama. biasanya aldehid lebih cepat bereaksi dari pada keton terhadap suatu pereaksi yang sama.
2. Reaksi yang terjadi pada aldehid yaitu oksidasi, reaksi reduksi atau adisi hidrogen. pada keton reaksi-reaksi yang terjadi pada keton yaitu oksidasi, reaksi dengan iodium.
3. Uji yang dilakukan unutk membedakan aldehid dan keton yaitu uji cermin perak dengan pereaksi tollens, uji benedict, uji dengan fenilhidrazin.
X. Daftar Pustaka

Iqbal., M. 2010. Uji Senyawa Aldehid dan Keton. Jurnal Rekayasa Proses. Vol 4 (2).
Petruci, 2008.  Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga.
Sastrohamidjojo.,H. 2011. Kimia Oraganik Dasar. Yogyakarta : UGM Press.
Sulawesi Tengah : Alam Universitas Halu Oleo.
Syamsurizal. 2019. Analisis Kualitatif Senyawa Organik.  
          http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/. Diakses
         pada tanggal 16 Maret 2019. Pukul 19:00 WIB.
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi.
  XI. Pertanyaan
1. Kenapa pada percobaan uji cermin perak pada tabung yang berisi aseton dan sikloheksanon tidak terbentuk cermin perak ?
2. kenapa pada uji benedict terdapatt endapan merah bata, reaksi apa yang terjadi?
3. pada percobaan reaksi halofrom dilakukan unutk pengujian terhadap senyawa apa ? aldehid atau keton ?

XII. Lampiran

Hasil dari pengujian dengan fenilhidrazin

Hasil dari uji haloform

 Rangkaian alat untuk merefluks
Hasil dari kondensasi aldol

Hasil dari uji cermin perak dengan pereaksi Tollens

Laporan Praktikum Keisomeran Geometri